Bagaimana Wanita Alpha Berperan Dalam Rumah Tangga Kristen?
Sumber: Canva

Marriage / 7 January 2024

Kalangan Sendiri

Bagaimana Wanita Alpha Berperan Dalam Rumah Tangga Kristen?

Puji Astuti Official Writer
1403

Saat ini ada sebutan yang sedang trending untuk wanita yang  memiliki sifat-sifat kepemimpinan, kepercayaan diri, dan independen, yaitu  wanita alpha atau alpha female. Istilah ini mirip dengan konsep "alpha" dalam konteks dominasi dalam kelompok sosial.  

Wanita alpha cenderung tidak takut untuk mengejar tujuan mereka, mengambil tanggung jawab, dan mengatasi tantangan. Mereka mungkin memiliki kepemimpinan yang kuat, mampu mengambil keputusan, dan berusaha untuk mencapai kesuksesan. Sifat-sifat ini tidak selalu berarti mereka tidak peduli dengan orang lain; sebaliknya, mereka mungkin juga menjadi pemimpin yang baik dan penuh perhatian.  

Sosok wanita alpha biasanya sukses dalam karir, memegang posisi kepemimpinan, dan memiliki penghasilan yang cukup besar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana wanita Kristen tetap bisa menjalankan perannya dalam koridor firman Tuhan dalam keluarga sebagai wanita alpha? 

Secara umum, dalam Alkitab tidak membatasi wanita mengambil peran kepemimpinan dalam berbagai bidang. Kita bisa menemukan bagaimana Tuhan memakai Debora menjadi hakim bagi bangsa Israel, atau Hulda yang seorang nabiah. Bahkan dalam pelayanan Yesus Kristus dan gereja mula-mula, kita dapat menemukan banyak wanita berperan dalam melayani umat.  

Walau demikian, jika kita pelajari dengan cermat kita bisa menemukan bahwa para wanita itu mengerti perannya dan apa bagiannya, sehingga mereka tetap menghormati para pria dalam peran dan kapasitas mereka.  

Sebagai contoh adalah Debora, ia dipercayakan Tuhan untuk menjadi hakim dan memimpin bangsa Israel saat itu (Hakim-hakim 4). Ketika Israel dalam tekanan orang Kanaan, Tuhan menyampaikan kepada Debora agar Barak bin Abinoam memimpin Israel untuk mengalahkan Sisera, Raja Kanaan. Namun Barak meminta Debora ikut memimpin pasukan, dan Debora memperingatkan dia, “Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." (Hakim-hakim 4:9a). 

Sekalipun Debora memiliki jabatan sebagai Hakim, namun tidak serta merta ia mengambil posisi sebagai pemimpin pasukan. Ia tetap menyerahkannya kepada Barak seperti yang difirmankan Tuhan. Namun ketika Barak yang memintanya, Debora memperingatkan bahwa kehormatan yang harusnya ia terima akan dialihkan kepada Debora.  

Sebagai wanita Kristen, kita diajarkan penundukan kepada suami, sebagaimana dinyatakan dalam Efesus 5:22-23, “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.” Dengan kata lain, penundukan pada suami adalah mutlak.  

BACA JUGA:

Suami Pasif Bikin Geregetan? Belajarkan Menerimanya Lewat Ayat Ini

Istri Dominan VS Suami Pasif, Salah Dalam Penggunaan Otoritas

Sekalipun Anda seorang pemimpin di kantor dan menjadi tulang punggung keluarga, bukan berarti Anda adalah bos bagi pasangan Anda. Hal tersebut tidak melegetimasi Anda untuk membuat semua keputusan dalam rumah tangga, dan mengatur pasangan Anda. Sebagai seorang isteri, kita tetaplah berperan sebagai penolong, dan suami adalah kepala rumah tangga.  

Kita bisa belajar dari apa yang ditulis dalam Amsal 31, wanita yang digambarkan dalam ayat 10-31 adalah wanita yang berhasil dalam usahanya namun menjadi pengelola rumah tangga yang baik sehingga suaminya memujinya dan anak-anaknya berbahagia karena memiliki ibu seperti dirinya. Bukankah sosok wanita seperti ini adalah kerinduan atau role model bagi setiap wanita Kristen? 

9 Prinsip dari Amsal 31:10-31 untuk menjadi wanita alpha yang takut akan Tuhan: 

1.Berharga Lebih dari Permata (31:10):

Wanita dapat menyadari nilai dan martabatnya, menghormati dirinya sendiri, serta menghargai potensi dan bakat yang dimilikinya. 

2. Memberikan Keuntungan pada Suami (31:11):

Meskipun memiliki kepemimpinan yang kuat, seorang wanita alpha dapat menciptakan hubungan yang saling menguntungkan dengan suaminya, saling mendukung dan memperkaya satu sama lain. 

3. Berbuat Baik dan Tidak Berbuat Jahat (31:12):

Mengamalkan kebaikan dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan suami-istri dan keluarga. 

4. Bekerja Dengan Tangannya (31:13):

Mengejar tujuan dan tanggung jawabnya dengan tekun, baik di dunia kerja maupun di dalam rumah tangga. 

5. Memberikan Dukungan pada Keluarga (31:15, 31:27):

Menyediakan perhatian dan kebutuhan untuk keluarga, serta mengawasi segala yang terjadi dalam rumah tangga. 

6. Berbakti dan Memberdayakan Orang Lain (31:20):

Menggunakan kekuatan dan keterampilannya untuk membantu yang tertindas dan memberdayakan orang lain di sekitarnya. 

7. Bijaksana dalam Kata-kata (31:26):

Berbicara dengan hikmat dan kelembutan, menciptakan lingkungan komunikatif yang positif. 

8. Bersiap untuk Masa Depan (31:25):

Menyikapi masa depan dengan penuh keyakinan dan kebijaksanaan. 

9. Takut akan TUHAN (31:30):

Menyandarkan hidupnya pada nilai-nilai kebenaran Firman Tuhan dan hidup dalam takut akan TUHAN, sehingga tindakannya selaras dengan prinsip-prinsip kebenaran. 

Melalui penerapan prinsip-prinsip ini, seorang wanita alpha dapat menciptakan keseimbangan antara kepemimpinan yang efektif di berbagai bidang kehidupan dengan tetap memegang nilai-nilai kebenaran sebagai seorang isteri dan wanita yang takut akan Tuhan.  

Bagaimana menurut Anda, apakah Anda setuju apa yang disampaikan dalam artikel ini? Berikan pendapat Anda  di kolom komentar ya.  

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami